sumber : http://www.sxc.hu/photo/1380315 |
Memutuskan untuk resign dari
pekerjaan itu bukan sesuatu yang mudah bagi saya, saya yakin banyak moms
yang merasakannya juga. Memenuhi kebutuhan hidup atau memang ingin aktualisasi
diri menjadi salah satu alasan kita sebagai moms tetap memilih bekerja.
Namun sering pula keinginan itu terbentur dengan rasa jenuh atau rasa bersalah
karena waktu dengan anak menjadi berkurang. Hal ini persis sekali seperti yang
saya alami beberapa tahun lalu… :D
Berikut adalah cara yang saya
gunakan saat memutuskan resign dari pekerjaan saya:
1. Tentukan tujuan resign.
Kita harus tahu, apa sich tujuan
kita resign dari pekerjaan? Ingin berada dekat dengan anak? Jenuh dari
pekerjaan selama ini? Atau karena memang ingin menjadi ibu yang stay at home
aja… ::D.
Dengan begitu kita jadi tahu apa yang harus kita lakukan
selanjutnya.
2. Komunikasi dengan suami
Ketika memutuskan untuk
resign dari pekerjaan kita, otomatis akan ada penurunan income rumah
tangga. Pastinya…yang tadinya ada 2 sumber pemasukan jadi tinggal 1 aja.
Bicarakan masalah ini kepada suami. Bikin list budget pengeluaran tiap
bulan yang memang menjadi rutinitas. Dengan begitu, kita dan pasangan jadi tahu
dan bisa mencari jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Syukur-syukur
dengan 1 sumber pemasukan dari suami cukup ya….tapi kalau nggak cukup, harus
cari jalan lain… toh hidup harus tetap berjalan kan? Anak harus tetap
mendapatkan yang terbaik, pendidikannya, kesehatannya…jadi bukan berarti
berkurangnya sumber pemasukan jadi mengorbankan anak. Jaman sekarang banyak juga
koq cara menghasilakan uang dari rumah, bisa online shop, bisnis-bisnis
online, atau buka warung di rumah… :)
3.
Belajar dari pengalaman orang lain
Cari tau sebanyak-banyaknya tentang
pengalaman orang-orang yang akhirnya memutuskan resign dari pekerjaannya
dan sukses di rumah. Kita juga bisa cari artikel-artikel di internet yang
memuat tentang hal ini atau sharing dengan teman-teman yang sudah memutuskan
untuk resign dari pekerjannya lebih dulu. Jangan selalu tanya enaknya
aja, tanya juga kendala yang mereka hadapi seperti apa. Ini penting lho…supaya
kita tahu apa yang akan kita hadapi nantinya dan bagaimana harus menyikapinya.
4.
Yakin
Sering kali, ketika kita sudah
memutuskan untuk resign, justru semakin banyak komentar dari orang-orang
sekitar kita yang seakan menahan kita untuk tetap bekerja. Komentar-komentar
yang menakutkan seperti “nanti jenuh lho..kan sudah biasa kerja’, “ nggak enak
lho dirumah aja…aku aja bosen”, atau “udah siap? Biasa pegang uang sendiri…otomatis
nanti jadi minta terus sama suami…nggak enak lho..”
Menurut saya…jangan dengarkan
komentar-komentar itu. Kita sudah tau tujuan kita resign apa, sudah
dikomunikasikan sama pasangan juga, sudah deal dong dengan segala
konsekuensinya… kita juga sudah tahu apa aja sich yang akan kita hadapi nanti,
berarti kita sudah punya bayangan kan.. jadi…kalau saya..yakin lah pada diri
sendiri kalau kita bisa…kembali ke tujuan awal… kalau masalah rejeki kan bisa
dicari ya..Insya Allah… :D
Bahkan sebenarnya kan Allah
memberikan rejeki sesuai dengan kebutuhan kita…jadi Insya Allah nggak akan di
telantarkan sama Allah… ;)
Kadang nekat diperlukan untuk keluar
dari zona nyaman yang kita jalani ….Hihihii…
Jadi…sudah siap resign? selamat
mencoba… ^_^/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar